Kakinya semakin longgar.... Seingatnya, larian sepertinya sekarang ini jarang-jarang sekali dilakukan. Bidangnya bukanlah dalam bidang larian.. namun, situasinya sekarang ini yang memaksanya berlari sepantas itu.. sekencang ribut taufan yang melanda wilayah filipina satu masa dahulu...
Dahinya kuyup. Jantungnya pantas mengepam liter2 darah yang mengandungi hemoglobin yang semakin faqir dengan kuantiti oksigen. Hitam.. Legap.. Korneanya tidak dapat memerangkap sekelumit pun cahaya ketika itu. Jiwanya kosong. Serebrumnya tidak dapat memproses sedikit pun impulse yang mungkin tidak diterima langsung dari sel2 badannya sendiri.. seperti rusa yang baru keciciran kehadirannya sendiri dan terperangkap di dalam sebuah kampung yang tidak pernah dilihat oleh matanya...
Terasa lariannya tidak berpenghujung. semakin jauh dia berlari, semakin sesat terasa kakinya membawa diri.. baru sebentar tadi dia begelak tawa di dalam istananya sendiri. Baru sebentar tadi dia bernyanyi girang, bersama rakan2 yang selalu menjadi temannya... baru sebentar tadi ,kiri kanannya diapit senjata syaitan laknatullah.. Kulitnya diulit, disentuh, di gesel dengan kulit2 yang lebih hina keadaannya daripada kulit babi...
tapi sekarang... apa yang ada di sekelilingnya hanyalah udara yang sangat menyengat hidungnya.. Bisa mencairkan segala mukus yang menjadi bendalir separa likat di dalam hidungnya. Yang mana udara tersebut mungkin hanya mengandungi sangat sedikit kuantiti oksigennya...
Sedang ligat kakinya mencari cari arah yang boleh membebaskannya dari tempat itu, telinga dapt menangkap dengan jelas, satu suara yang memanggilnya...
YAAA ABID!! MAN RABBUKA??!!
kakinya kaku. Bagaikan terpaku ke tanah, tidak berdaya sedikit pun baginya untuk menggerakkan kakinya. Pertanyaan yang di ajukan kepadanya menggegarkan jiwanya. terasa panas seluruh badannya.. sekelilingnya bagaikan dinyala api yang sangat marak.. terdengar bunyi api membakar mengunyah makanan makanan yang mempunyai suara.. terpekik terlolong meminta bantuan.. Namun, dia hanya mampu mendengar.. Tidak melihat..
Semakin basah badannya dengan peluhnya sendiri... Ditambah pula dengan peningkatan suhu yang seakan akan menyiat kulitnya..
MAN RABBUKA???!!!!
sekali lagi suara yang sama bergetar!! Tetapi kali ini dengan lebih kuat.. Kebingitan suara yang mempunyai desibel yamng mungkin mampu memecahkan koklea telinga. aarghh!!! Dia memang ingin jawab soalan itu..
Di sekolah dahulu... pernah dia diberitahu, suatu hari nanti, semua orang akan disoal dengan soalan itu... Tetapi.. lidahnya kelu.. Bibirnya seakan dipateri sehingga tidak mampu langsung menjwab soalan itu... tiba tiba tangannya besuara,,..
"Tuhan, diri saya ini tidak pernah sekali pun , sejak manusia ini menjadi mukallaf, digunakan untuk menyentuh kitab sucimu, memegang mengusap wajah tua ibu bapanya, mengelus butir2 tasbih.. Tetapi aku sering digunakan oleh manusia ini untuk merobek, meraba dada dada wanita yang dikenalinya , Tuhan... Akulah yang mengangkat, memegang cawan2 kaca yang mengandungi kencing2 syaitan ya Tuhan...akulah lah yang digunakan oleh manusia ini untuk membuka pakaian setiap pasangannya yang ditidurinya setiap malam, Tuhan.."
"Sayalah alat yang digunakan untuk meneguk kencing syaitan setiap hari, Tuhan, sehingga saya tidak pernah kering dari minuman pembawa maksiat itu, Tuhan.. saya jugalah yang sering digunakan untuk mengumpat, mengeji, mencerca dan menidakkan kekuasaanmu dahulu, Tuhan..",Tekaknya pula bersuara...
"Tuhan, saya sering digunakan oleh manusia ini untuk bergerak ke tempat tempat maksiat ,Tuhan.. tempat tempat yang mana semua anak Adam melompat, berubah menjadi monyet monyet yang tidak bertamadun, Tuhan... Saya tidak pernah memijakkan kaki ke majlis2 ilmu ,Tuhan... saya jualah yang menjadi saksi perbuatan manusia ini setiap malam yang membawa pulang wanita2 miskin tidak berbaju pulang ke rumahnya, Tuhan."kedengaran kakinya bersuara.
Dia terdiam.. matanya mengalirkan cecair yang tak pernah keluar daripada lingkaran matanya. Tidak pernah, walau sekalipun, walau ketika emaknya menghembus nafas meninggalkannya bersama dunia durjana ini, walau ketika dia melihat, Alquran dan Assunnah dipersampah sampahkan di Negara Islam ini.... tidak pernah sekalipun dia menangis... tidak pernah.. tetapi, hari ini, ketika ini, dia sedar... siapa dia di sisi tuhannya....
Dengan tiba-tiba, terasa kakinya bersama selruh badannya digenggam, diramas, di tekan dan ditekan dengan tekanan yang amat kuat dari pelbagai arah. Terasa kelilingnya menjadi sempit sedikit demi sedikit... Aaargh... sempit!!! kedua bahunya di tekan.. ditolak..
Krraaaakkk... terdengar tulang rusuknya patah dengan berterusan... Jantungnya bagai ditusuk oleh tulang temulangnya sendiri... Azabnya tidak terperi... tidak tulunas dengan kata kata... AAAARRRGGGHHHH!!!!! Sakit!!!! Allah!!! terlepas kalimah suci itu buat sekalian lamanya...
"Allah... Ampun Ya Allah... Aku tahu, Aku salah... Allahhhh!!! Sakit Ya Allah.. Aku Mohon Ampun Ya Allahh!!! AAARRRRGHHH!!!!" dia longlai... tiada sedikit pun daya yang bisa diterjahkan oleh badannya ketika itu...
Saat itu, berputar ligat di kepalanya senario kehidupannya dahulu... melalui liku2 hidup, kondisi sebagai seorang MUSLIM... Mudanya, perempuan mainannya, harta pakaiannya, arak, bir, wain juadahnya... Rasuah budayanya... Allah semakin diketepi... Baginya Islam sekadar pilihan... sebagai tiket untuk bergelar warganegara... dia lupa, siapa Pemberi rahmat, Siapa penurun rezeqi, siapa Penyedia kehidupan... Dia lupa segala galanya... tapi sekarang, dia sesal... namun, untuk apa???
'Slash!!, Slash!!!' ARGGGHH!!!, azab semakin bertambah... belakang badannya terasa perit... seakan disiat kulitnya... Tidak mampu ditanggung rasa azab tersebut.... "SLASH!!!" nyawanya seakan akan tercabut, bercerai dari badannya...
"BABI!! ape ko buat nih!!! aku suruh kau buat ape?? skarang ape ko buat??? pekak ke??? bangang nak mampos!!! mampos nanti masok neraka lah!!! kecik2 xnk mampos, besa2 mnyusahkn aku je!!! dah!! beramboosss!!!!" ppipinya basah... terkenang kembali saat dia menghalau bapa kandungnya sendiri dari rumahnya.... "Allah,, banyak sungguh dosa aku!!!"
Jiwanya bergegar.. meronta ingin memutarkan masa, memulangkannya semula kepada zaman kecilnya... zaman buaian menjadi teman, bukannya perempuan simpanan!!! zaman Allah menjadi pedoman, bukanlah nafsu serakah pimpinan syaitan... zaman ilmu menjadi junjungan, bukannya keronokan dan hiburan... Tetapi, semuanya terlambat....
Sekarang, di tempat yang dia sendiri pun tidak arif tempatnya, dia menyesal.. menyesal dengan kehidupan lamanya... ......
sambungan episod 2 menyusul... insya Allah...
nukilan, abdullahumarosli...
Comments