Skip to main content

Rsulullah!!!!!!!.......

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam," kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.
Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?" "Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut.
Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. "Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.
Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini. "Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?" Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. "Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan.
"Engkau tidak senang mendengar khabar ini?" Tanya Jibril lagi. "Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?" "Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: �Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. "Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?" Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak tertahankan lagi.
"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. "Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanukum --peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."
Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. "Ummatii, ummatii, ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli �ala Muhammad wa baarik alaaa wa salim �alaihi Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
NB:
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesadaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita.
Karena sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin... Usah gelisah apabila dibenci manusia karena masih banyak yang menyayangimu di dunia tapi gelisahlah apabila dibenci Allah karena tiada lagi yang mengasihmu diakhirat.

Comments

Popular posts from this blog

。。。。

~"Najib asked the Queen, "Your Majesty, how do you run such an efficient government? Are there any tips you can give to me?"  "Well," said the Queen, "the most important thing is to surround yourself with intelligent people." Najib frowned, and then asked, " But how do I know the people around me are really intelligent?" The Queen took a sip of tea. "Oh, that's easy; you just ask them to answer an intelligent riddle." The Queen pushed a button on her intercom. "Please send Tony Blair in here, would you?" Tony Blair walked into the room and said, "Yes, my Queen?" The Queen smiled and said, "Answer me this please, Tony, your mother and father have a child. It is not your brother and it is not your sister. Who is it?" Without pausing for a moment, Tony Blair answered, "That would be me." "Yes! Very good," said the Queen. Najib went back home to ask Muhyiddin the same question. ...

Ha Ha Ha... Inilah FIRST LADY Malaysia..

aper pon, saya menegaskan, jangan meletakkan sebarang cemuhan ataupun tohmahan yang tanpa usul periksa... ingat, setiap manusia itu buat kesalahan... walaupun manusia yang asyik buat kesalahan, memikirkan dirinya sentiasa bagus, memkirkan dirinya first lady, menganggap dirinya penting, menggunakan duit beratus ratus juta sesuka hati, meletakkan mukanya dan namanya lebih tggi dari yang sepatutunya, bajet bagus, bermuka ala2 singa jantan, berwajah masam, sentiasa menaikkan kebencian orang ramai setiap kali muncul di depan kamera, menjatuhkna maruah kerajaan, maruah suami, agama, meletakkan tabarruj sebagai aset utama, tidak mengajar anak2 dengan sempurna, berpelukan dgn salman khan di hdpn khlayak ramai, memasuki masjid tanpa menutup aurat, menimbulkn kontroversi ... dan mcm2 lagi,, INGAT, DIA JUGA MANUSIA BIASA... BIMBINGLAH DIA, BIMBING DIA KE ARAH YANG BENAR.. SEMOGA DATO SERI NAJIB RAZAK TIDAK AKAN TERGOLONG DALAM GOLONGAN2 YANG DITARIK KE NERAKA SEPERTI SABDA NABI.. 4 GOLONGAN LELAK...

Kamil, Sedarlah

Keluarga Dolah mempunyai kedai gula gula turun temurun yang amat berjaya. Banyak francais2 yang berjaya didirikan di luar mahupun dalam negara. Oleh kerana gula gulanya HALAL di makan, dan menjadi trend serta mainstream org ramai, walaupun mahal dan x bersih, serta x laa sedap sangat pun, malah buruk untuk kesihatan, orang ramai membeli juga produk gula2 tersebut, termasuklah Keluarga Ali. Ditakdirkan, keluarga Ali mempunyai musuh turun temurun, keluarga Atan. Keluarga Atan ni sangatlah benci akan keluarga Ali. Ahli keluarga Ali sangat ramai, bersepah sepah. Lebih ramai dari pekerja2 di kedai gula gula Dolah, malah lebih ramai dari keluarga Atan. Walaupun begitu, keluarga Atan lebih hebat. Lebih mendapat sokongan dari keluarga2 lain, termasuk keluarga Dolah. Setiap Hari, sejak berdekad lamanya, dengan bantuan keluarga Amer, Keluarga Ele, dan hasil keuntungan Gula gula Dolah tadi, Keluarga Atan mempu membeli byk senjata dan peluru untuk membedil keluarga Ali. Walaupun Kamil, ahli Ke...